Cinta dalam Islam sendiri adalah sesuatu yang suci dan hal ini disebutkan dalam beberapa pendapat ulama berikut ini;
Menurut Ibnu Katsir
Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan maksud bahawa orang yang beriman adalah mereka yang sangat mencintai Allah dan kerana kecintaannya itu maka seseorang atau orang beriman akan berusaha menyempurnakan pengetahuannya tentang Islam dan senantiasa mematuhi dan menjauhi laranganNya serta senantiasa bertawakal dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.
Menurut Ibnu Taimiyyah
Menurut Ibnu Taimiyyah, “Sesungguhnya orang beriman yakni mereka mereka mencintai Allah SWT lebih kecintaan orang musyrik terhadap tuhan-tuhannya dan hal tersebut adalah kerana orang musyrik melakukan kesyirikan dalam cinta (baca syirik dalam Islam) atau mahabbah, sedangkan orang beriman akan senantiasa mencintai dan rasa cinta mereka pada Allah SWT adalah tulus tanpa mengharapkan suatu apa pun selain rahmat dan redhaNya.
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
Sedangkan menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ada empat bentuk atau empat macam cinta kepada Allah SWT, mencintai semua hal yang dicintai oleh Allah, mencintai sesuatu atau orang lain kerana Allah dan mensejajarkan cinta sebagaimana kecintaannya kepada Allah SWT.
Bentuk-bentuk Cinta
Cinta memang suatu perasaan yang tidak mungkin manusia tidak dapat merasakannya. Ada pelbagai bentuk cinta dalam kehidupan manusia dan setiap bentuk cinta tersebut memiliki perbedaan meskipun pada dasarnya semua bentuk cinta adalah sama. Berikut ini adalah bentuk-bentuk cinta menurut pandangan Islam dan para ulama
Cinta Kepada Allah SWT
Cinta yang paling tinggi adalah cinta kepada Allah SWT Sang Pencipta segala isi bumi dan semesta dan Yang Maha Memiliki cinta. Umat muslim yang mencintai Allah akan merasa bahawa sebagai hambaNya kita tidak dapat hidup tanpa adanya kasih sayang dan cinta dari Allah SWT. Mencintai Allah SWT adalah mutlak bagi setiap umat muslim.
Orang yang mencintai tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya, termasuk jika seorang mukmin mencintai Allah SWT. Ia akan selalu berusaha untuk mengikuti segala perintahnya dan menjauhi laranganNya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 165 berikut
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Dan antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Ada pun orang yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS al-Baqarah: 165)
Dan jika seseorang tidak lagi memiliki rasa cinta pada Allah SWT apa lagi ajarannya maka tertutuplah hatinya.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, nescaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surah ali-Imran: 31)
Cinta Terhadap Alam Sekitar
Setelah mencintai Allah yang merupakan pencipta seluruh isi alam semesta maka seorang hamba yang memiliki rasa cinta pada Allah SWT juga akan mencintai segala yang diciptakannya dan berusaha menjaganya (baca tujuan penciptaan manusia).
Kita tahu bahawa Allah SWT memerintahkan umatnya untuk senantiasa menjaga lingkungan sekitar daripada kerosakan kerana sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi yang akan melindungi alam dan memanfaatkannya dengan baik. Rasa cinta pada alam sekitar dapat diwujudkan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menyayangi tumbuhan serta menyayangi haiwan. Perbuatan manusia menyakiti haiwan atau tumbuhan serta merosakkan alam adalah hal yang dibenci Allah SWT dan bukan merupakan rasa cinta yang ada dan ditanam dalam hati manusia.