Tongue-tie atau ankyloglossia adalah suatu istilah perubatan yang digunakan untuk menggambarkan kelainan kongenital pada kawasan mulut.
Pengertian
Tongue-tie atau ankyloglossia adalah suatu istilah perubatan yang digunakan untuk menggambarkan kelainan kongenital pada area mulut. Kelainan yang dimaksud adalah kerana karakteristik frenulum lidah (lipatan di bawah lidah) yang abnormal sehingga membatasi pergerakan ujung lidah. Lidah berperan penting dalam fungsi bicara dan menelan. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi lidah.Menurut beberapa kajian, tingkat kejadian kondisi ini cukup bervariasi, yaitu antara 0.02% hingga 5%. Pada anak dengan pelbagai anomali kongenital, seperti Opitz Syndrome, orofaciodigital syndrome, Beckwith-Wiedemann Syndrome, Simpson-Golabi-Behmel syndrome, dan X-linked cleft palate, terdapat peningkatan frekuensi ankyloglossia. Namun, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada seseorang tanpa kelainan atau penyakit kongenital.
Penyebab tongue tie (ankyloglossia)
Frenulum lingual adalah sebuah jaringan ikat yang menghubungkan lidah dan bagian bawah mulut. Pada anak dengan ankyloglossia, ikatan ini terlalu pendek dan tebal yang membatasi gerak lidah.
Sampai saat ini, para peneliti masih belum menemukan penyebab pasti tongue tie dan lip tie. Namun, beberapa kasus ankyloglossia telah dikaitkan dengan faktor genetik tertentu atau yang diturunkan dalam keluarga. Dibandingkan bayi perempuan, kondisi tongue tie lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Meski begitu, kelainan bagian atas bibir atau dasar lidah ini dapat terjadi pada siapa saja.
Diagnosis
Untuk memastikan diagnosis tongue-tie, diperlukan pemeriksaan langsung oleh dokter. Adanya beberapa gejala khusus, seperti kesulitan menyusui atau kesulitan bicara, dapat meningkatkan kecurigaan adanya ankyloglossia. Beberapa ciri lidah yang memiliki pergerakan normal adalah ujung lidah dapat menonjol keluar dari mulut, tanpa melekuk dan ujung lidah dapat menyapu area bibir atas dan bawah dengan mudah. Sementara itu, beberapa ciri berikut menggambarkan pergerakan lidah abnormal yang berpotensi menimbulkan gangguan bicara:
- ketidakmampuan untuk menjulurkan lidah melewati gusi atas.
- ketidakmampuan lidah menyentuh langit-langit mulut.
- kesulitan menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri.
- Istilah free-tongue digunakan untuk menggambarkan panjang lidah daripada insersi frenulum lidah pada dasar lidah hingga ujung lidah. Ukuran normal dan diterima secara klinis untuk panjang free-tongue adalah lebih dari 16 milimeter.
Ankyloglossia dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- kelas I – ankyloglossia ringan; 12– 16 milimeter
- kelas II – ankyloglossia sedang; 8– 10 milimeter
- kelas III – ankyloglossia berat; 3– 7 milimeter
- kelas IV – ankyloglossia komplit; kurang dari 3 milimeter
Gejala
Terdapat beberapa tanda atau gejala tongue-tie yang umum terjadi, yaitu:
- Kesulitan menyusui
Tongue-tie dapat menimbulkan kesulitan pada bayi untuk menyusui. Kesulitan ini meliputi latching (posisi bayi saat menempel pada payudara ibu untuk menyusui) yang tidak atau kurang efektif, transfer ASI yang tidak adekuat, dan nyeri pada puting payudara ibu. Kesulitan dalam menyusui dapat menyebabkan bayi dengan ankyloglossia akan mengalami keterlambatan penambahan berat badan. - Kesulitan bicara
Pada balita dengan ankyloglossia dapat ditemukan kesulitan artikulasi. Hal ini sering kali disadari saat anak berusia sekitar tiga tahun, terutama untuk pelafalan kata-kata yang mengandung huruf l, r, t, d, n, th, sh, dan z. Evaluasi sebaiknya dilakukan apabila pada anak usia tiga tahun, lebih dari setengah pembicaraannya tidak dapat dimengerti orang di luar lingkungan keluarga.
Adanya ankyloglossia juga dapat menimbulkan masalah sosial pada anak, misalnya kesulitan mengekspresikan diri sehingga anak cenderung menutup diri, diejek karena kesulitan bicara, dan sejenisnya. Selain itu, keadaan ini dapat menimbulkan masalah pada kebersihan rongga mulut.
Pengubatan
Pada bayi tanpa kesulitan menyusui, penanganan tongue-tie atau ankyloglossia dapat ditunda sambil mengawasi bayi. Selama masa pertumbuhan, di usia enam bulan hingga enam tahun, frenulum lidah dapat menyusut sehingga bisa memperbaiki gejala tanpa penanganan khusus.
Namun, apabila ada masalah menyusui atau makan, masalah dalam bicara, atau masalah sosial sebaiknya dipertimbangkan penanganan dengan pembedahan. Opsi tindakan yang dapat dilakukan adalah:
- Frenotomy: pemotongan frenulum
- Frenectomy: pemotongan dan pembuangan seluruh frenulum
- Frenuloplasty: beberapa metode untuk melepaskan tounge-tie dan mengoreksi keadaan anatomisnya
- Supaya bisa menyusu dengan benar, mulut bayi perlu menempel pada jaringan payudara dan puting.
- Lidah bayi yang normal juga perlu menutupi gusi yang lebih rendah agar puting terlindung dari kerusakan.
- Namun, perlu diketahui bahwa beberapa bayi dengan tongue tie tidak mampu membuka mulut cukup besar untuk menempel pada payudara dengan benar. Berikut beberapa gejalanya.
Gejala pada bayi
Berikut beberapa ciri atau tanda dari bayi yang mengalami tongue tie.
- Bentuk V atau bentuk hati di ujung lidah.
- Tidak mampu untuk menjulurkan lidahnya melewati gusi atas.
- Lidahnya tidak mampu untuk menyentuh langit-langit mulut.
- Kesulitan menggerakkan lidah dari sisi ke sisi atau mengangkat lidah ke gigi atas.
Daripada gejala di atas, biasanya bayi akan mengalami gejala seperti berikut ini
- Kesulitan menempel pada payudara atau tetap menempelkan mulutnya pada payudara selama menyusu
- Menyusu dalam waktu yang lama, istirahat sebentar, kemudian menyusu lagi.
- Gelisah dan tampak lapar sepanjang waktu.
- Berat badan bayi naik lebih lambat dari seharusnya.
- Membuat suara tertentu saat sedang menyusu.
Gejala pada ibu
Tongue tie dan lip tie juga dapat menyebabkan masalah pada ibu menyusui. Masalah tersebut mungkin termasuk sebagai berikut.
- Puting sakit atau retak.
- Pasokan susu menjadi lebih sedikit
- Mastitis (radang payudara) yang mungkin terus berulang.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila kamu memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah kepada doktor.
Bila harus mendapat pemeriksaan pakar?
Anda harus menghubungi doktor jika bayi mengalami satu atau lebih kondisi berikut.
- Kesulitan menyusu, misalnya tidak dapat membuka mulut cukup lebar pada payudara untuk menyusu dengan benar.
- Kesulitan berbicara atau mengucapkan kata tertentu, misalnya sulit mengucapkan beberapa huruf konsonan seperti t, d, z, s, r dan lain-lain.
Mengalami kesulitan makan.