Dia berhasil, kita jengkel.
Dia bahagia, kita jengkel.
Dia diberi nilai lebih baik, kita jengkel.
Dia lulus duluan, kita jengkel.
Dia punya yang terbaru, kita jengkel.
Dia berbuat baik pada orang lain, kita jengkel.
Dia mati, mungkinkah saat itu baru kita bisa bahagia?
Bangun rumah, tapi ujung-ujungnya menghancurkan rumah itu sendiri. Susah payah mencari uang, tapi membakarnya hingga menjadi abu. Nah, itulah perumpamaan dengki.
.
“Jauhilah dirimu daripada dengki, kerana dengki dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud).
.Sebanyak apapun amal kebaikan kita, jika kita belum redha terhadap pencapaian orang lain, belum redha terhadap impian orang lain, maka terkikislah amal kebaikan kita. Sia-sia!
.”Dengki itu ibarat engkau minum racun, namun berharap orang lain yang mati.” (Ali bin Abu Thalib). Cuba fahami dalam-dalam makna ucapan Sayyidina Ali
Kalau kita tidak redha terhadap pencapaian orang lain, bererti kita tidak redha kepada Dia Yang Maha Memberikan pencapaian tersebut kepadanya. Allah saja redha kepadanya, mengapa kita tidak redha? Kalau kita dengki, kalau kita tidak redha, bererti kita merasa lebih hebat dibandingkan Allah. Astagfirullah.
“Ya Allah, Engkaulah yang Maha Meniupkan ketenangan ke dalam hati. Jangan biarkan hati kami selalu bergelombang kerana kedengkian di hati kami. Redakanlah, ya Allah. Sesungguhnya kami ingin hati ini tenang, maka buatlah kami ikhlas terhadap semua ketetapanMu. Aamiin.”
Ikhlaskan hatimu

Ternyata pintu terbesar menuju ketenangan itu adalah ikhlas. Ikhlas pada apa yang sudah terjadi. Ikhlas menerima apa yang telah Allah tetapkan, mengikhlaskan hal-hal yang tidak bisa diubah lagi. “
Ada waktu kita rasa jauh daripada Allah, sedangkan hakikatnya Dialah yang paling dekat. Kita yang sering terlupa, namun Dia tidak pernah meninggalkan. Bila hati rasa berat, luahkan semuanya dalam doa. Allah tidak menilai keindahan kata-kata, tetapi kejujuran hati yang kembali kepadaNya
Kecewa, sedih, penat,semuanya bukan tanda kita lemah. Ia tanda kita manusia. Dan dalam pada itu, setiap air mata yang kita tahan, setiap keluhan yang kita bisikkan dalam diam, semuanya didengar oleh Dia yang Maha Memahami
*Muhasabah diri.* Yang harus diperbaiki adalah diri kita, sifat buruk kita, hati kita, prasangka kita, perilaku kita, dan lisan kita.
Ketika melihat kesalahan orang lain, lihatlah diri kita, bisa jadi kesalahan kita lebih banyak daripada kesalahan orang lain.
Jangan pernah menganggap diri lebih baik daripada orang lain, kerana sejatinya hanya Allah yang paling tahu siapa kita. “
Allah tidak minta kita untuk menjadi sempurna, tapi Allah minta kita untuk berusaha menjadi lebih baik daripada sebelumnya. “
Ingat, Allah hanya membenci dosa bukan orang berdosa. Jadi jangan ragu untuk kembali. “
*اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*
Islam mengajar kita untuk sentiasa berempati dan mengulurkan bantuan kepada sesama Muslim yang sedang ditimpa kesusahan. Membantu meringankan beban saudara kita merupakan cerminan keimanan dan amalan mulia yang dijanjikan ganjaran besar di sisi Allah SWT.
